Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerai Sebuah Kata Menakutkan Bagi Semua Anak

Artikel Inspiratif Kehidupan

Blogger Health ~ #cerai, #keluarga, #hubunganasmara, #anak, #psikologi, #dampak, #tips, #mengatasi, #cerita, #anakyatim, #anaktiri

Cerai Sebuah Kata Menakutkan Bagi Semua Anak

Sebuah kata menakutkan dalam bahtera rumah tangga, karena dibalik faktor kemudahan mengucapkannya, akan tampil segunung potensi masalah berat berkepanjangan sepanjang hidup.

cerai
Perceraian identik dengan konflik rumah tangga.

Kalau tidak ada konflik, pasangan suami istri nggak akan bercerai toh?.

Patut sangat disesalkan, mengapa perseteruan dua manusia dewasa, egois pula, selalu membuat anak-anak tidak berdaya?.

Suami istri jangan melihat perceraian sebagai upaya mencari salah-benar atau untung-rugi, karena semua pasti merasa dirugikan, terutama kepentingan masa depan anak anak.

Sementara papa mama sibuk bertengkar dan urusan cerai, semua anak dikejar trauma, rawan depresi, dan bingung.

Suami istri hendak bercerai ditakdirkan bakal menang langkah, dibandingkan perasaan tertipu yang membekas pada anak-anak mereka.



Rasa tertipu anak-anak setelah menyadari bahwa kalau saat sebelumnya ada keceriaan, ternyata itu hanya keceriaan palsu.

Kalau sebelumnya ada kebahagiaan, ternyata itu hanya kebahagiaan panggung sandiwara.

Mereka merasa tertipu oleh para badut dewasa, yang tak lain adalah dari kepalsuan peran nyaris sempurna dari perbuatan dan kelakuan papa mama mereka.

Kemampuan anak untuk mengerti permasalahan orang tua, hanya sebatas papa mama sedang marah, dan esok hari akan baik lagi.

Namun pada kemudian hari saat mereka tahu tentang perceraian, maka anak akan shock berat, berapa-pun usia anak saat itu.

Anak jadi limbung, gontai dan gamang karena masa depan mereka, bakal tidak ada lagi "ketulusan hubungan", yang ada hanya "keterpaksaan", yang ada hanya "kepalsuan dan ke-pura-pura-an".

Perceraian Penyebab Kualitas Hambar Acara Keluarga

Masa depan anak diantarkan oleh derai pilu setiap menghadiri acara keluarga, terutama pada saat anak ingin berada diantara papa mama mereka.

Pada saat ada acara dimana anak butuh kehadiran sepasang orang tua mereka, misal acara sekolah, acara wisuda, acara keluarga, saat pacaran, saat lamaran, saat pernikahan, saat rumah tangga.

Perceraian menjadi faktor penyebab utama musnahnya ketulusan hubungan, dipaksa diganti dengan keterpaksaan hubungan antara papa mama anak.

Belum masuk usia dewasa, si anak telah dipaksa menikmati derajat nasib sangat memprihatinkan, tidak bisa hanya sekedar bulir air mata nelangsa berkepanjangan.

Anak anak akan tumbuh dewasa menghadapi kompetisi persaingan kehidupan, orang tua bukan memberikan bekal baik agar mereka tampil sebagai pemenang, malah membebani mental mereka.

Keterpaksaan dan kecanggungan pada semua agenda acara keluarga, diawali dari sebelum, saat bertemu, hingga usai pertemuan.

Entah bulan depan atau tahun depan, masih banyak agenda acara keluarga yang berkualitas hambar itu, akan harus terus berlangsung sepanjang hadirnya tonggak baru pada usia kehidupan anak.

Pengaruh Cerai Terhadap Anak Laki Laki

Anak laki laki yang kehilangan sosok ayah, bisa sontak berubah bengal.

Anak laki laki cenderung agresif, susah diatur.

Lantaran kangen sosok ayah, tidak jarang anak laki laki mencari patron baru, syukur bila bertemu sosok paman atau keluarga atau tetangga yang bisa membimbing, bagaimana kalau kesasar pada sosok preman atau pengedar narkoba?.

Anak laki laki tinggal bersama single parent wanita, sangat cenderung bermasalah.

Mama mendidik anak lelaki sebagai pengganti papa (parentification), justru menjerumuskan anak ke jurang frustasi.

Satu sisi tidak jarang saat anak lelaki harus mendengarkan mama berkeluh kesah, diantaranya harus bisa berperan sebagai pengganti papa, sisi lain bathin memberontak ingin tumbuh layaknya remaja normal.

Dualisme yang kerap membuat anak tidak berdaya.

Terlebih jika anak laki laki pada usia dini sudah kehilangan patron ayah, maka dia cenderung bersikap feminin.



Pengaruh Cerai Terhadap Anak Perempuan

Kalau anak laki laki memiliki masalah, dapat terlihat jelas di permukaan, namun untuk bocah perempuan atau remaja putri cenderung mengalami konflik batin berkepanjangan.

Tinggal bersama single parent lelaki atau perempuan, mereka suka memendam perasaan, akibatnya cenderung pesimistis, tidak jarang mengarah ke depresi.

Bathin anak perempuan yang memiliki memori perceraian orang tua, sangat rentan.

Jika perceraian akibat perselingkuhan pihak ayah, maka memori buruk itu tersimpan, dan semakin lama akan berubah menjadi citra negatif tentang laki laki.

Dia tidak mudah percaya pada lawan jenis dan berusaha menemukan sosok ideal, agar tidak terulang pengalaman ibunya.

Dampak parah bila faktor kehati-hatian berubah menjadi perasaan takut menikah, padahal tanpa disadari bahwa tidak ada manusia sempurna.

Baca : Ibu Pekerja Tiap Hari Berteman Stres

Manfaat Cerai

Bagi papa, bisa kawin lagi, bisa bebas sendiri.

Bagi mama, bisa kawin lagi, bisa bebas sendiri, bisa memperoleh simpati sebagai single parent.

Bagi anak anak, perceraian orang tua, sama sekali tidak memiliki setitikpun faktor positif terhadap perkembangan pertumbuhan anak anak.

Kesimpulan

*     Semua anak anak "sangat membutuhkan" papa dan mama.
*     Semua anak anak "sangat terpaksa membutuhkan" papa atau mama saja.

Kebutuhan utama tumbuh kembang semua anak anak adalah hadirnya dua sosok panutan utama mereka, yakni kehadiran papa dan mama di sepanjang kehidupan mereka.



Cerai.

Batalkan semua ide rencana maksud atau apapun yang terkait dengan satu kata menakutkan semua anak di dunia itu.

Selamatkan mental dan masa depan anak anak. Titik.

Para pembaca, dengan melakukan share artikel ini, Anda mungkin telah bisa membantu beberapa keluarga agar membatalkan perceraian, dan bisa menyelamatkan mental masa depan beberapa anak.

Cerai Sebuah Kata Menakutkan Bagi Semua Anak.

Artikel Inspiratif Kehidupan
Semoga bermanfaat.